Sejarah ISMKI

on Selasa, 24 Februari 2009

Informasi buat teman2 yang belum tahu,gimana berdirinya organisasi mahasiswa kedokteran terbesar di Indonesia yang menaungi lebih dari 50 fk baik negeri maupun swasta di Seluruh Indonesia........


Sejarah Ikatan Senat Mahasiswa Kedokteran Indonesia (ISMKI)


GERAKAN MAHASISWA KEDOKTERAN INDONESIA

Dokter pada dasarnya adalah cendikiawan yang lingkungan kerjanya berada di tengah masyarakat sehingga ia dapat merasakan penderitaan dan harapan masyarakat.

Dalam kalbunya tumbuh dan terpupuk keinginan untuk memperbaiki nasib masyarakat, sehingga mempertebal keinsyafan akan rasa kebangsaan dan nasionalismenya.

Mengapa di bangsa berkembang, khususnya Indonesia pergerakan dimulai dari pemuda kedokteran bukan dari pemuda hukum, pemuda ekonomi, pemuda sosial politik, atau sebagainya yang mewarnai pergerakan negara-negara maju lainnya?

Jawabannya adalah karena dokter adalah figure yang mengabdikan profesinya tanpa terpengaruh pertimbangan-pertimbangan agama, kedudukan social, jenis kelamin, suku dan politik kepartaian. Artinya, dalam profesinya, dokter sarat dengan nilai kesetaraan. Sebuah nilai yang dapat menumbuhkan rasa ketertindasan yang sama akibat penjajahan, yang akhirnya menimbulkan semangat nasionalisme. Tidak mengherankan jika kelompok pertama yang menginisiasi semangat nasionalisme adalah dokter. Sebuah semangat, yang kemudian menjadi embrio kesadaran berbangsa dan pada gilirannya melahirkan semangat kebangkitan nasional yang menjadi momentum proses menuju kemerdekaan bangsa.

Dokter Wahidin Sudirohusodo, penggagas berdirinya Budi Utomo, menyadari hal tersebut. Beliau menggagas organisasi yang berbangsa melalui upaya pendidikan dalam rangka meninggikan kehormatan bangsa. Gagasan ini kemudian diimplementasikan oleh mahasiswa kedokteran (dr Sutomo dan teman-temannya). Dan sejarah mencatat, 20 Mei 1908 organisasi Boedi Utomo lahir yang kemudian kita peringati bersama sebagai hari kebangkitan nasional, sebuah hari awal pergerakan nasional menuju kemerdekaan bangsa.

PEMBENTUKAN IMKI

Ikatan Mahasiswa Kedokteran Indonesia (IMKI) merupakan organisasi mahasiswa kedokteran berskala nasional yang pertama. Pada era pasca 1966, saat mahasiswa kembali ke kampus, tuntutan akan profesionalisme dari lingkungan yang didominasi akan teknokrat semakin meningkat. Hal ini mendorong mahasiswa kedokteran saat itu untuk membentuk suatu wadah yang dapat menyatukan aspirasi mereka dalam rangka peningkatan profesionalisme mahasiswa kedokteran. Selain itu, kepergian beberapa mahasiswa UI (Biran Affandi, Razak, Azrul Azwar, Widiapati, dan Ichsan Utama) ke kongres ARMSA (Asian Regional Medical Students Association atau sekarang bernama AMSA, Asian Medical Students Association) juga turut menjadi pemicu untuk terbentuknya organisasi sejenios di Indonesia. Akhirnya setelah dilakukan konsolidasi antar fakultas-fakultas kedokteran, terbentuklah organisasi IMKI melalui deklarasi Cimacan pada tahun 1969, dengan ketua terpilih Biran Affandi. Pada awal pembentukannya, keanggotaan IMKI adalah kenggotaan personal dan bukan keanggotaan senat mahasiswa.

Pada periode awal,kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan oleh IMKI antara lain adalah melakukan pertukaran mahasiswa kedokteran dengan jerman dan membina kerjasama dengan ARMSA. Salah satu hal yang perlu dicatat adalah diselenggarakannya rapat kerja IMKI yang pertama di Bali pada tahun 1970. Waktu itu salah satu keputusan yang diambil adalah menetapkan penyelenggaraan MUNAS I IMKI di makasar dengan Sterring Committee Syafri Guricci dari Universitas Hasanudin.

PEMBENTUKAN ISMKI

IMKI sempat mengalami kevakuman ketika terjadi peristiwa Malari yang melibatkan Hariman Siregar yang tengah menjabat fungsionaris IMKI pada saat itu.

Untuk mengembalikan arah kebijakan organisasi mahasiwa yang sebelumnya telah terpolitisir, Dirjen DIKTI mengeluarkan konsep NKK (Normalisasi Kebijakan Kampus). Salah satu perwujudan konsep tersebut adalah pembentukan ISMS (Ikatan Senat Mahasiswa Sejenis). Konsep tersebut menimbulkan banyak kontroversi di kalangan mahasiswa.

Pemerintah melalui Dr. Abdul Gafur mencoba mengadakan pendekatan kepada Senat Mahasiswa Fakultas Kedokteran untuk ikut mendukung penerapan konsep NKK dengan membentuk Ikatan Senat Mahasiswa Kedokteran Indonesia. Respon yang pertama datang dari Senat Mahasiswa UNHAS. Pra MUNAS ISMKI I dilaksanakan di Makasasar yang diwarnai berbagai pertentangan pendapat antar peserta yang hadir. Pada awalnya sebagian besar peserta menolak pembentukan ISMKI dan bersikeras mempertahankan IMKI. Akhirnya setelah dilakukan lobi-lobi dan pendekatan disepkati akan dilaksanakan Munas ISMKI I di Makassar pada bulan September 1981. ISMKI didklarasikan di Makassar pada tanggal 20 September 1981.

Munas ISMKI I di Makassar berhasil membuat keputusan dan menetapkan:

  1. AD/ART ISMKI
  2. Garis-garis pokok kebijaksanaan ISMKI
  3. Presidium ISMKI dan MPM ( Majelis Pertimbangan Musyawarah)
  4. BP Munas dan Sekjen ISMKI. Sekjen terpilih yaitu Faried dari UGM.

PERIODE KEPENGURUSAN 1981-1985

Perjalanan ISMKI di tahun-tahun awal setelah kelahirannya mengalami berbagai hambatan yang terutama disebabkan karena kurang dapat diterimanya ISMKI oleh beberapa kalangan mahasiswa kedokteran sendiri. Hal ini mengakibatkan pelaksanaan Mukernas tertunda sampai dengan tahun 1982. Program kerja pengurus ISMKI 1981-1983 akhirnya berhasil disusun pada mukernas yang dilaksanakan di Universitas Udayana, Bali 28-30 Agustus 1982.

Program-program yang telah disusun tersebut sebagian telah berhasil dilaksanakan terutama dari wilayah IV, walaupun dalam pelaksanaannya tidak begitu lancar. Kepengurusan ini seharusnya berakhir pada tahun 1983. namun,karena adanya berbagai hambatan dan rintangan Munas II baru bisa terlaksana pada tahun 1985.

Munas II dilaksanakan di Yogyakarta, 26-31 Juni 1985. Bersamaan dengan Munas diselenggarakan pula Temu Ilmiah Nasional(Temilnas). Peserta yang hadir pada kesempatan itu adalah delegasi dari USU, UNAND, UNSRI, UI, UNPAD, UGM, UNS, UNDIP, UNIBRAW, UNHAS ,UNSRAT, YARSI,UKM, dan UNISSULA.

PERIODE KEPENGURUSAN 1985-1987

Pada periode kepengurusan ini timbul masalah tak terduga, yaitu adanya pengaruh politik pemerintahan dalam mengatur massa. Direktur Kemahasiswaan sebagai penanggung jawab ISMKI berkeinginan meninjau kembali AD/ADART agar lebih sesuai dengan kondisi Depdikbud. Ternyata permasalahan ditambah dengan adanya kekurangfahamahan anggota baru tentang wadah ISMKI sehingga dalam pelaksanaan program masih mengacu pada hasil Mukernas I.

Dalam organisasi ISMKI sendiri terjadi pembagian wilayah untuk lebih menyesuaikan dengan pedoman pelaksanaan kegiatan mahasiswa yang mengacu pada Polbimawa(pola pembinaan Mahasiswa) yang dikeluarkan oleh Dirjen DIKTI.

Pada periode ini sekjen dibantu oleh 7 orang sekbid dan 5 orang Sekwil. Pada saat itu DPR sedang mengkaji UU Keormasan. Agar ISMKI tidak terjebak pada UU tersebut, diadakanlah Munaslub tersebut gagal karena tidak semua wakil datang dan Forum tidak tercapai.

Munas III dilaksanakan di Malang 28-31 Januari 1987. Pada Munas ini keanggotaan ISMKI bertambah menjadi 20. Anggota tersebut adalah senat mahasiswa Univ.Trisakti, Univ YARSI,Univ.Atmajaya, UNTAR, UKI, dan UNSYIAH. Sedangkan UNISSULA baru menjadi anggota setelah melengkapi syarat-syarat administrasi. Sekjen terpilih adalah Budi Santoso dari Senat mahasiswa UNAIR yang diputuskan satu jam sebelum pelantikan.

PERIODE KEPENGURUSAN 1987-1988

Kondisi ISMKI yang mengambang karena tidak dilaksanakannya Mukernas dan Kesekretariatan yang tidak teratur meneyebabkann penyusunan program kerja terhambat. Pada akhirnya Sekjen berhasil menyusun program kerja dan diserahkan ke DIKTI. Sedangkan program kerja SEKWIL menyusul. Pada masa itu Sekjen melakukan perubahan perangkat Organisasi, yaitu adanya 9 orang Sekbid dan 5 orang Sekwil yang membantu pelaksanaan program kerja.Pada tahun 1987, diberangkatkan delegasi ISMKI ke Asian Medical Student’s Confrence VII di Malaysia dan juga pada tahun 1988 untuk acara yang serupa.

Munas IV ISMKI berlangsung di Surabaya dengan sekjen terpilih Arief Tri Wibowo dari senat mahasiswa UI.

PERIODE KEPENGURUSAN 1988-1990

Pada periode ini diselenggarakan Asian Medical Student’s Confrence(AMSC) di Jakarta dan Bali yang menetapkan Novik Tri Bawono dari senat Mahasiswa UI sebagai presiden AMSA X.

Munas V ISMKI diselenggarakan di Jakarta dan menetapkan Marhaen hardjo dari senat mahasiswa UNHAS sebagai sekjen terpilih . Berbagai keputusan lainnya adalah :

  1. Menetapkan perubahan AD/ART ISMKI.
  2. Menetapkan GBHO.
  3. Menetapkan Sekjen dan MPA.
  4. Mensukseskan kegiatan AMSC XI di Seoul.
  5. Menyelesaikan masalah wajib kerja sarjana dokter pegawai tidak tetap.

PERIODE KEPENGURUSAN 1990-1992

Pada periode ini lembaga MPA diaktifkan kembali yang beranggotakan 5 orang dari masing-masing wilayah. Lembaga ini berfungsi :

  1. Sebagai tempat konsultasi Sekjen.
  2. Memberikan nasehat atau teguran kepada Sekjen.
  3. Inisiatif Munaslub.

Rakernas yang dilaksanakan pada bulan mei 1991 berhasil merumuskan program kerja sebagai berikut:

  1. Menyelesaikan masalah dokter PTT.
  2. Menyelesaikan masalah kedokteran Swasta.
  3. Berpartisipasi dalam AMSC XI di seoul.
  4. Menyelenggarakan bakti Sosial Nasional.
  5. menyelenggaraan Pramunas dan Munas VI ISMKI.

Program kerja yang terlaksana :

  1. Sekbid Dalam negeri : Konfrensi Pers tentang pernyataan sikap ISMKI menegenai peratutan dokter PTT di sekretariat PB IDI pada bulan agustus 1991.
  2. Sekbid Luar negeri : Mengikuti AMSC XI di seoul dengan jumlah delegasi 29 orang.
  3. Sekbid swasta : mengadakan pertemuan antara senat mahasiswa kedokteran swasta se-Jakarta dengan DPR untuk membicarakan nasib FK swasta.
  4. Sekbid pengabdian masyarakat : mengadakan Baksos di kalimantan dengan pelaksana Senat mahasiswa Univ.Trisakti dan kemah Kerja Bakti Mahasiswa (KKBM) di Lubuk Banggai, Sulawesi Tengah.

Pelaksanaan Munas VI sempat mundur 6 bulan karena bersamaan dengan pelaksanaan sidang umum MPR. Akhirnya Munas VI berlangsung di Makasar bulan september 1993. Sekjen terpilih adalahg Irfan afriandi dari senat mahasiswa UNPAD.

PERIODE KEPENGURUSAN 1993-1995

Dalam menjalankan tugas sekjen dibantu oleh 7 orang sekbid dan 5 orang sekwil.

Masalah yang dihadapi pada periode ini adalah masalah pendanaan dan tidak adanya kesekretariatan yang tetap. Pramunas VII diselenggarakan di UNDIP dan memutuskan bahwa pada temilnas yang akan diikuti oleh seluruh anggota akan dibahas penelitian murni yang berbasis pada data aktual di berbagai sentra.

Pada periode ini terjadi pelepasan AMSA menjadi organisasi baru yang diharapkan dapat berjalan berdampingan dengan ISMKI. Namun dalam pendirian AMSA selanjutnya tidak ada nota kesepahaman antar organisasi sehingga tidak ada keterikatan organisasi. Selanjutnya ISMKI lebih berfokus pada IFMSA(Internasional Federation of Medical Student’s Assocoation).

Munas VII ISMKI diselenggarakan di UNDIP, semarang. Sebagai sekjen terpilih adalah Adnan Ibrahim dari senat mahasiswa UGM. Senat mahaiswa UMI ditetapkan menjadi anggota baru ISMKI. Selain itu pula Munas menetapkan adanya wakil sekjen yang berfungsi :

  1. Menggantikan sekjen bila berhalangan hadir.
  2. Membangun kerjasama dengan lembaga-lembaga terkait sebagai mitra ISMKI terutama yang berada di Jakarta.
  3. Mewakili Sekjen dalam membantu tugas-tugas fungsional dalam upaya memperkenalkan ISMKI pada Pihak-pihak eksternal, baik dalam maupun luar negeri.

PERIODE KEPENGURUSAN 1995-1997

Dibentuknya wakil sekjen telah memberi nuansa baru di ISMKI dimana terjadi komplementasi dan peran-peran strategis ISMKI secara adil dan merata dalam membangun suatu organisasi yang menekankan egalitarian dan partisipasi. Demikian pula dengan adanya juru bicara di bawah Sekbid KIK membantu optimalisasi komunikasi dan konsolidasi organisasi secara internal dan eksternal.

Orientasi kebijakan ISMKI pada periode ini :

  1. Kembali ke kampus, upaya mengusung aspirasi mahasiswa kedokteran yang masih terpolarisasi dan berserakan serta sering tidak terakomodir melalui lambang senat mahasiswa FK sebagai bagian dari ISMKI.
  2. Intelektual progesif,yaitu perumusan aspirasi yang ada dalam format komprehensif,berwawasan,sistematis,sarat idealisme dan argumentatif untuk selanjutnya diberi daya gerak secara aktif dimanifestasikan dalam tindakan riil bagi setiap upaya perubahan dan perbaikan.
  3. katalisator perubahan dalam menjalankan perannya sebagai mediator antar pemerintah sebagai pengambil keputusan di bidang kesehatan, mahasiswa kedokteran sebagai calon dokter ,dan masyarakat sebagai pengguna jasa kesehatan agar terwujud optimalisasi pelayanan kesehatan yang merata di masyarakat dalam berbagai strata sosial dan geografis.

Munas VII ISMKI di selenggrakan di Medan dengan sekjen terpilih Riyadh Firdaus dari senat mahasiswa UI.Sekjen dalam melaksanakan tugas dibantu oleh wasekjen, 5 orang sekbid, dan 5 orang sekwil yang diangkat dan bertanggung jawab kepada sekjen.

PERIODE KEPENGURUSAN 1997-1999

Pada tahun 1998 ISMKI diterima menjadi anggota penuh IFMSA. Pada periode ini wasekjen yang bertugas membnatu sekjen mengundurkan diri sebelum masa jabatannya selesai.Munas IX ISMKI dilaksanakan pada bulan september 1999 di FK UNAIR,Surabaya. Munas ini dihadiri oleh 30 delegasi senat mahasiswa fakultas kedokteran se-Indonesia. Beberapa hasil keputusan :

  1. menetapkan perubahan AD/ART ISMKI.
  2. Menetapkan GBHO.
  3. Ditetapkannya otonomi bagi setiap wilayah.
  4. Memilih dan menetapkan Ardiansyah dara Sjahrudin dari BEM FK univ.Trisakti sebagai sekjen.
  5. Menetapkan jumlah anggota MPA menjadi 10 orang, 2 orang dari masing-masing wilayah.

0 komentar:

Posting Komentar